50 Tempat Wisata di Sumatera Barat Terbaru yang Sangat di Rekomendasikan
Wisata di Kota Bukittinggi
21. Jam Gadang
Jam Gadang berukuran 13×4 meter ini berdiri di atas kawasan Taman Sabai Nan Aluih tepat di depan Istana Bung Hatta. Di kawasan sekitar jam gadang ini ditanam sejumlah pohon sehingga makin terasa rindang, Jam gadang merupakan ikon kota Bukittinggi yang sangat sayang jika di lewatkan.
Pemerintah bukittinggi juga melengkapinya dengan kursi-kursi beton untuk bersantai. Taman Jam Gadang ini selalu ramai, mulai pagi, siang, sore hingga pada malam hari. Banyak tua muda selalu memanfaatkannya untuk bersantai. Bahkan, banyak orang tua muda membawa buah hatinya bermain disini pada sore hari.
22. Benteng Fort de Kock
Benteng Fort De Kock merupakan sebuah benteng peninggalan bangsa Belanda yang berdiri di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Kawasan ini hanya terletak kurang lebih 1 km dari pusat kota Bukittinggi yakni di kawasan Jam Gadang, Terletak tepatnya di terusan jalan Tuanku nan Renceh.
Bangunan Benteng Fort De Kock ini didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825. Benteng Fort De Kock ini digunakan oleh Tentara Belanda sebagai kubu pertahanan dari gempuran rakyat Minangkabau terutama sejak meletusnya Perang Paderi pada tahun 1821-1837.
Benteng Fort De Kock ini merupakan satu dari dua benteng peninggalan Belanda yang ada di Provinsi Sumatera Barat, yang satu lagi terletak di Batusangkar karena dahulu dua kota inilah yang paling susah ditaklukan oleh Belanda saat perang Paderi.
23. Jembatan Limpapeh
Jembatan Limpapeh dibangun sekitar tahun 1995 dengan terlihat dominan warna kuning dan merah. Jembatan yang terbuat dari baja ini menghubungkan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan dengan Benteng Fort de Kock.
Sekilas, Jembatan Limpapeh ini terlihat tidak begitu menarik jika dilihat dari bawah jembatan, namun jika saat mencoba untuk menyeberang di atas jembatan, Saat melewatinya terasa getaran dan goyangan yang justru memancing adrenalin. Dari jembatan ini kita dapat melihat pemandangan indah Kota Bukittinggi yang dikelilingi oleh perbukitan dan Gunung Marapi.
24. Ngarai Sianok
Ngarai sianok ini membentang sejauh kurang lebih 15 km dari sisi selatan Nagari Koto Gadang hingga Nagari Sianok Enam Suku, dengan kedalaman lembah mencapai 100 meter dan lebar celah sekitar 200 meter.
Ngarai Sianok merupakan suatu wujud visual yang paling jelas dari aktivitas pergerakan lempeng bumi “tektonik” di Pulau Sumatera ini. Proses terbentuk patahan tersebut menghasilkan sebuah kawasan yang subur dengan panorama yang indah.
Kawasan ngarai sianok ini memiliki sebutan lain yaitu, Lembah Pendiam, karena suasananya yang tenang dan damai. Didukung dengan udaranya yang sejuk dan angin yang berhembus semilir, diiringi latar suara kicauan burung kecil kecil dan gemericik air sungai, ngarai ini cocok sebagai tempat melepaskan beban pikiran dari rutinitas sehari-hari.
25. Lobang Jepang Bukittinggi
Lobang Jepang Terletak di kota Bukittinggi, bunker ini merupakan peninggalan zaman jepan yang dahulu dibangun oleh orang Indonesia melalui kerja paksa di bawah tekanan tentara Jepang pada saat itu yang berhasil menduduki Indonesia dari tahun 1942 sampai 1945.
Lobang jepang ini memiliki panjang kurang lebih 1.470 meter dan berjarak 40 meter di bawah Ngarai Sianok. Terdapat 21 terowongan di dalam lobang jepang, yang dulunya digunakan untuk menyimpan amunisi, tempat tinggal, ruang pertemuan, ruang tahanan, ruang makan, dapur,ruang penyiksaan, ruang mata-mata, ruang penyergapan, dan pintu gerbang.
26. Janjang Ampek Puluah
Janjang Ampek Puluah berasal dari kata bahasa minang yaitu Janjang (tangga) ampek (empat) puluah (puluh), Nama tersebut berasal dari jumlah anak tangga sebanyak empat puluh. Janjang ampek puluah cukup terjal dengan tinggi anak tangga 25 cm. Lantai tangga berwarna merah tua.
Pada musim hujan harus jalan dengan hati-hati saat melalui janjang ampek puluah, karena curah hujan yang tinggi di bukittinggi dan aliran air dari pasar atas melalui tangga yang cukup banyak, menyebabkan tangga menjadi licin dan ini membahayakan pejalan kaki. Walau di sisi kanan tangga terdapat railing, untuk pegangan saat naik dan turun.
27. Janjang Saribu
Ada lagi wisata yang mengesankan di Bukittinggi yakni Janjang Saribu. Dalam menikmati kunjungan ke janjang saribu bukittinggi, tentu saja Anda harus mengetahui terlebih dahulu tentang tempat wisata ini. Pengunjung biasanya ingin merasakan sebuah sensasi saat berkunjung ke Tembok Besar Cina, namun ini merupakan tembok cina versi kota Bukittinggi.
Bila dilihat, tentu saja ada banyak susunan dan deretan anak tangga yang cukup panjang dan banyak pada kawasan atau daerah Koto Gadang. Panjang dari anak tangga tersebut ini membentang ke kawasan bawah Ngarai Sianok. Jalan anak tangga tersebut dalam bahasa daerah ini diberi nama Janjang Saribu, atau yang berarti tangga seribu.
28. Museum Bung Hatta
Lahan bekas rumah kelahiran Bung Hatta seluas kurang lebih 1.000 m² dibebaskan oleh Pemerintah Kota Bukittinggi. Diperkirakan luas tanah itu baru sebagian dari lahan yang dahulu dimiliki keluarga almarhum Bapak Bung Hatta.
Yayasan Pendidikan Wawasan Nusantara yang mengelola Universitas Bunga Hatta dan merenovasi rumah kelahiran Bung Hatta pada bulan September 1994. Perencanaan dan Pelaksanaan renovasi dipimpin oleh Rektor Universitas Bung Hatta. Museum ini dikelola oleh Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Bukittinggi yang bernilai sejarah yang tinggi.
29. Istana Bung Hatta
Istana Bung Hatta berada tepat di seberang Jam Gadang Bukittinggi, dengan halaman luas hijau asri dan sejuk yang dihiasi olej pohon palm dan cemara. Di sekeliling Istana Bung Hatta dipagari tembok rendah, dengan pintu gerbang yang terbuka . Namun ketika melangkah masuk, seorang penjaga bergegas mendekat, dan tidak memperbolehkan masuk lebih jauh lagi mendekati bangunan.
30. Taman Margasatwa dan Budaya Kinanta
Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan merupakan sebuah taman rekreasi keluarga dan objek wisata budaya di Kota Bukittinggi yang wajib dikunjungi, dengan berjalan kaki cukup menyeberangi Jembatan Limpapeh, sesaat setelah selesai melihat Benteng Fort de Kock. Anda Memasuki area Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan, akan segera terlihat sebuah kandang Gajah, serta Rumah Adat Baanjuang yang digunakan sebagai museum.